TUGA AGAMA Individu
NAMA : Uswatun Hasanah
Kelas : X Horti
A
Sejarah
Kelahiran Nabi Muhammad SAW Hingga Wafatnya
Berikut ini
adalah satu kisah Nabi Muhammad SAW, yang saya kutip dari sebuah buku tentang
kumpulan kisah-kisah islam, yaitu kisah nabi muhammad dari lahir sampai
wafat
- Nama : Muhammad bin Abdullah
- Kelahiran : Mekah, tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah
- Abdullah (ayahnya) meninggal sebelum Muhammad terlahir
- Umur 6–8 tahun Muhammad dibesarkan kakeknya, Abdul Muthalib
- Kemudian dibesarkan pamannya, Abu Thalib
- Atas kejujurannya, Muhammad mendapat gelar Al Amin (dapat dipercaya)
- Usia 13 tahun mulai berbisnis, menemani Abu Thalib berdagang ke ke Syam
- Usia 25 tahun menikah dengan Siti Khadijah binti Khuwailid
- Muhammad muda pernah berhasil mendamaikan pertikaian antar kabilah
- Usia 40 tahun pertama kali menerima wahyu dan diangkat menjadi Rasulullah
- Kemudian melakukan dakwah diam-diam selama 3 tahun di Mekah
- Dilanjutkan dengan berdakwah secara terang-terangan selama 10 tahun
- Dakwah nabi Muhammad SAW ditentangn oleh kaumnya sendiri, Quraisy
- Hijrah ke Madinah setelah 13 tahun berdakwah di Mekah
- Setelah haji wada (10 H) kesehatan nabi Muhammad SAW mulai
menurun
- Nabi Muhammad meninggal dunia pada hari Senin bulan Rabiul Awal tahun 12
hijrah atau bertepatan dengan tanggal 6 Juni 632 masehi. Menurut versi lain,
beliau wafat pada hari Senin 13 Rabiul Awal tahun 11 hijriah atau 8 Juni 632
masehi.
- Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir
Terdapat
perbedaan pendapat ahli sejarah Nabi Muhammad (sirah) tentang tanggal kelahiran
dan wafatnya Nabi. Satu hal yang pasti, Nabi Muhammad lahir dan meninggal pada
bulan Rabiul Awal menurut mayoritas historian.
KELAHIRAN NABI MUHAMMAD
Para ahli sejarah Nabi sepakat bahwa Nabi Muhammad lahir di Makkah pada hari
Senin bulan Rabiul Awal bertepatan dengan tanggal 26 April 570 atau 571 masehi.
Namun, ahli sejarah Nabi berbeda pendapat tentang tanggal Arabnya sebagai
berikut:
2 Rabiul Awal menurut Ibnu Abdil Barr
5 Rabiul Awal menurut Amiruddin
8 Rabiul Awal menurut Ibnul Qayyim, Ibnu Hazm, Az Zuhri, Ibnu Dihya
9 Rabiul Awal menurut Muhammad Suleman Mansurpuri, Mubarakpuri , Shibli Nomani,
Mahmud Pasha Falaki, Akbar Shah Najeeb Abadi, Moeen ud din Ahmed Nadvi, Abul
Kalam Azad
12 Rabiul Awal menurut Tabari, Ibnu Khaldun , Dr hameedullah, Ibnu Hisham,
Abul-Hasan ‘Ali ibn Muhammad al- Mawardi, Ibnu Ishaq
10 Rabiul Awal menurut Abul Fida, Abu Jafar al Baqir, Al Waqadi , Al Sha’bi–
17 Rabiul Awal menurut pandangan golongan Syiah. Sedang harinya adalah Jum'at.
22 Rabiul Awal menurut pendapat yang diatribusikan ke Ibnu Hazm
10 Rabiul Awal menurut Abdul Qadir Jailani
Pendapat mayoritas adalah Nabi lahir pada 13 Rabiul Awal tahun Gajah (50 hari
setelah penyerangan pasukan Gajah dari Yaman) atau bertepatan dengan tanggal 30
atau 31 Maret tahun 571 masehi.
WAFATNYA NABI MUHAMMAD
Nabi Muhammad meninggal dunia pada hari Senin bulan Rabiul Awal tahun 12 hijrah
atau bertepatan dengan tanggal 6 Juni 632 masehi. Menurut versi lain, beliau
wafat pada hari Senin 13 Rabiul Awal tahun 11 hijriah atau 8 Juni 632 masehi.
Ada beberapa perbedaan tentang tanggal wafatnya Nabi sebagai berikut:
13 Rabiul Awal menurut Muhammad Suleman Mansurpure
12 Rabiul Awal menurut Mubarakpuri
2 Rabiul Awal menurut Ibnu Hajar
1 Rabiul Awal menurut Ibnu Jarir
REFERENSI LAHIR DAN WAFAT NABI MUHAMMAD
Rujukan pustaka seputar lahir dan wafatnya Nabi Muhammad S.A.W
KELAHIRAN NABI
- Dari kitab As-Sirah al-Halabiyah diriwayatkan sebuah hadits bahwa Nabi lahir
pada hari Senin
عن قتادة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سُئل عن يوم الإثنين فقال
: ذلك يوم ولدت فيه .
Artinya:
Dari Qatadah, bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang hari Senin. Nabi berkata:
Itu adalah hari aku dilahirkan.
- Al-Bairuni dalam kitab Al-Irsyad mengutip sebuah hadits
أن النبي
سُئل عن يوم الإثنين فقال : هذا يوم ولدت فيه ، وبعثت فيه ، وأنزل عليّ فيه ،
وهاجرت فيه
Artinya:
Nabi pernah ditanya tentang hari Senin. Nabi menjawab: Hari Senin adalah hari
aku lahir, diutus sebagai Rasul, turunnya Quran dan hijrahku ke Madinah.
- Syamsuddin bin Salim dalam kitab Al-Ja'far al-Kabir menyatakan
وقد صحّ أن
النبي ولد في شهر ربيع الأول في العشرين من نيسان عام الفيل وفي عهد كسرى أنو
شروان
Artinya:
Adalah sahih (pendapat) bahwa Nabi lahir pada bulan Rabiul Awal tanggal 20
tahun Gajah pada masa kaisar Anu Syarwan.
- Ibnul Amid dalam kitab Mukhtashar at-Tarikh menyatakan
أن النبي ولد
ببطحاء مكة في الليلة المسفرة عن صباح يوم الإثنين لثمان خلون من ربيع الأول ،
يوافقه من شهور الروم الثاني والعشرين من نيسان سنة 882 للإسكندر
Artinya: bahwa Nabi lahir di Bat'ha,
Makkah pada malam dari paginya hari Senin tanggal 8 Rabiul Awal bertepatan
dengan bulan Romawi tanggal 22 April tahun 882 tahun Alexander atau tahun 571
masehi.
WAFAT NABI MUHAMMAD
- As-Suhaili dalam kitab Ar-Raud al-Anf menyatakan وَاتّفَقُوا أَنّهُ تُوُفّيَ - صَلّى
اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ - يَوْمَ الِاثْنَيْنِ إلّا شَيْئًا ذَكَرَهُ ابْنُ
قُتَيْبَةَ فِي الْمَعَارِفِ الْأَرْبِعَاءِ قَالُوا كُلّهُمْ وَفِي رَبِيعٍ
الْأَوّلِ غَيْرَ أَنّهُمْ قَالُوا ، أَوْ قَالَ أَكْثَرُهُمْ فِي الثّانِي عَشَرَ
مِنْ رَبِيعٍ وَلَا يَصِحّ أَنْ يَكُونَ تُوُفّيَ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ
إلّا فِي الثّانِي مِنْ الشّهْرِ أَوْ الثّالِثَ عَشَرَ أَوْ الرّابِعَ عَشَرَ
أَوْ الْخَامِسَ عَشَرَ لِإِجْمَاعِ الْمُسْلِمِينَ عَلَى أَنّ وَقْفَةَ عَرَفَةَ
فِي حَجّةِ الْوَدَاعِ كَانَتْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَهُوَ التّاسِعُ مِنْ ذِي
الْحَجّةِ فَدَخَلَ ذُو الْحَجّةِ يَوْمَ الْخَمِيسِ فَكَانَ الْمُحَرّمُ إمّا
الْجُمُعَةُ وَإِمّا السّبْتُ فَإِنْ كَانَ الْجُمُعَةُ فَقَدْ كَانَ صَفَرٌ إمّا
السّبْتُ وَإِمّا الْأَحَدُ فَإِنْ كَانَ السّبْتُ فَقَدْ كَانَ رَبِيعٌ الْأَحَدَ
أَوْ الِاثْنَيْنِ وَكَيْفَا دَارَتْ الْحَالُ عَلَى هَذَا الْحِسَابِ فَلَمْ
يَكُنْ الثّانِي عَشَرَ مِنْ رَبِيعٍ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ بِوَجْهِ وَلَا
الْأَرْبِعَاءَ أَيْضًا كَمَا قَالَ الْقُتَبِيّ وَذَكَرَ الطّبَرِيّ عَنْ ابْنِ
الْكَلْبِيّ وَأَبِي مِخْنَفٍ أَنّهُ تُوُفّيَ فِي الثّانِي مِنْ رَبِيعٍ
الْأَوّلِ وَهَذَا الْقَوْلُ وَإِنْ كَانَ خِلَافَ أَهْلِ الْجُمْهُورِ فَإِنّهُ
لَا يُبْعَدُ أَنْ كَانَتْ الثّلَاثَةُ الْأَشْهُرُ الّتِي قَبْلَهُ كُلّهَا مِنْ
تِسْعَةٍ وَعِشْرِينَ فَتَدَبّرْهُ فَإِنّهُ صَحِيحٌ وَلَمْ أَرَ أَحَدًا تَفَطّنَ
لَهُ وَقَدْ رَأَيْت لِلْخَوَارِزْمِيّ أَنّهُ تُوُفّيَ عَلَيْهِ السّلَامُ فِي
أَوّلِ يَوْمٍ مِنْ رَبِيعٍ الْأَوّلِ وَهَذَا أَقْرَبُ فِي الْقِيَاسِ بِمَا
ذَكَرَ الطّبَرِيّ عَنْ ابْنِ الْكَلْبِيّ وَأَبِي مِخْنَفٍ
Pada waktu umat manusia dalam kegelapan dan suasana jahiliyyah, lahirlah
seorang bayi pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah di Makkah. Bayi yang dilahirkan
bakal membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban manusia. Bapa bayi
tersebut bernama Abdullah bin Abdul Mutallib yang telah wafat sebelum baginda
dilahirkan iaitu sewaktu baginda 7 bulan dalam kandungan ibu. Ibunya bernama
Aminah binti Wahab. Kehadiran bayi itu disambut dengan penuh kasih sayang dan
dibawa ke ka'abah, kemudian diberikan nama Muhammad, nama yang belum pernah
wujud sebelumnya.
Selepas itu
Muhammad disusukan selama beberapa hari oleh Thuwaiba, budak suruhan Abu Lahab
sementara menunggu kedatangan wanita dari Banu Sa'ad. Adat menyusukan bayi
sudah menjadi kebiasaan bagi bangsawan-bangsawan Arab di Makkah. Akhir tiba
juga wanita dari Banu Sa'ad yang bernama Halimah bin Abi-Dhuaib yang pada
mulanya tidak mahu menerima baginda kerana Muhammad seorang anak yatim. Namun
begitu, Halimah membawa pulang juga Muhammad ke pedalaman dengan harapan Tuhan
akan memberkati keluarganya. Sejak diambilnya Muhammad sebagai anak susuan,
kambing ternakan dan susu kambing-kambing tersebut semakin bertambah. Baginda
telah tinggal selama 2 tahun di Sahara dan sesudah itu Halimah membawa baginda
kembali kepada Aminah dan membawa pulang semula ke pedalaman.
Kisah Dua
Malaikat dan Pembedahan Dada Muhammad
Pada usia
dua tahun, baginda didatangi oleh dua orang malaikat yang muncul sebagai lelaki
yang berpakaian putih. Mereka bertanggungjawab untuk membedah Muhammad. Pada
ketika itu, Halimah dan suaminya tidak menyedari akan kejadian tersebut. Hanya
anak mereka yang sebaya menyaksikan kedatangan kedua malaikat tersebut lalu
mengkhabarkan kepada Halimah. Halimah lantas memeriksa keadaan Muhammad, namun
tiada kesan yang aneh ditemui.
Muhammad
tinggal di pedalaman bersama keluarga Halimah selama lima tahun. Selama itu
baginda mendapat kasih sayang, kebebasan jiwa dan penjagaan yang baik daripada
Halimah dan keluarganya. Selepas itu baginda dibawa pulang kepada datuknya
Abdul Mutallib di Makkah.
Datuk
baginda, Abdul Mutallib amat menyayangi baginda. Ketika Aminah membawa anaknya
itu ke Madinah untuk bertemu dengan saudara-maranya, mereka ditemani oleh Umm
Aiman, budak suruhan perempuan yang ditinggalkan oleh bapa baginda. Baginda
ditunjukkan tempat wafatnya Abdullah serta tempat dia dikuburkan.
Sesudah
sebulan mereka berada di Madinah, Aminah pun bersiap sedia untuk pulang semula
ke Makkah. Dia dan rombongannya kembali ke Makkah menaiki dua ekor unta yang
memang dibawa dari Makkah semasa mereka datang dahulu. Namun begitu, ketika
mereka sampai di Abwa, ibunya pula jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia
lalu dikuburkan di situ juga.
Muhammad
dibawa pulang ke Makkah oleh Umm Aiman dengan perasaan yang sangat sedih. Maka
jadilah Muhammad sebagai seorang anak yatim piatu. Tinggallah baginda dengan
datuk yang dicintainya dan bapa-bapa saudaranya.
"Bukankah
Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia
mendapatimu sebagai seorang yang bingung lalu Dia memberikan petunjuk"
(Surah Ad-Dhuha, 93: 6-7)
Abdul
Mutallib Wafat
Kegembiraannya
bersama datuk baginda tidak bertahan lama. Ketika baginda berusia lapan tahun,
datuk baginda pula meninggal dunia. Kematian Abdul Mutallib menjadi satu
kehilangan besar buat Bani Hashim. Dia mempunyai keteguhan hati, berwibawa,
pandangan yang bernas, terhormat dan berpengaruh dikalangan orang Arab. Dia
selalu menyediakan makanan dan minuman kepada para tetamu yang berziarah dan
membantu penduduk Makkah yang dalam kesusahan.
Muhammad
diasuh oleh Abu Talib
Selepas
kewafatan datuk baginda, Abu Talib mengambil alih tugas bapanya untuk menjaga
anak saudaranya Muhammad. Walaupun Abu Talib kurang mampu berbanding saudaranya
yang lain, namun dia mempunyai perasaan yang paling halus dan terhormat di
kalangan orang-orang Quraisy.Abu Talib menyayangi Muhammad seperti dia
menyayangi anak-anaknya sendiri. Dia juga tertarik dengan budi pekerti Muhammad
yang mulia.
Pada suatu
hari, ketika mereka berkunjung ke Syam untuk berdagang sewaktu Muhammad berusia
12 tahun, mereka bertemu dengan seorang rahib Kristian yang telah dapat melihat
tanda-tanda kenabian pada baginda. Lalu rahib tersebut menasihati Abu Talib
supaya tidak pergi jauh ke daerah Syam kerana dikhuatiri orang-orang Yahudi
akan menyakiti baginda sekiranya diketahui tanda-tanda tersebut. Abu Talib
mengikut nasihat rahib tersebut dan dia tidaak banyak membawa harta dari
perjalanan tersebut. Dia pulang segera ke Makkah dan mengasuh anak-anaknya yang
ramai. Muhammad juga telah menjadi sebahagian dari keluarganya. Baginda
mengikut mereka ke pekan-pekan yang berdekatan dan mendengar sajak-sajak oleh
penyair-penyair terkenal dan pidato-pidato oleh penduduk Yahudi yang anti Arab.
Baginda juga
diberi tugas sebagai pengembala kambing. Baginda mengembala kambing keluarganya
dan kambing penduduk Makkah. Baginda selalu berfikir dan merenung tentang kejadian
alam semasa menjalankan tugasnya. Oleh sebab itu baginda jauh dari segala
pemikiran manusia nafsu manusia duniawi. Baginda terhindar daripada perbuatan
yang sia-sia, sesuai dengan gelaran yang diberikan iaitu "Al-Amin".
Selepas
baginda mula meningkat dewasa, baginda disuruh oleh bapa saudaranya untuk
membawa barang dagangan Khadijah binti Khuwailid, seorang peniaga yang kaya dan
dihormati. Baginda melaksanakan tugasnya dengan penuh ikhlas dan jujur.
Khadijah amat tertarik dengan perwatakan mulia baginda dan keupayaan baginda
sebagai seorang pedagang. Lalu dia meluahkan rasa hatinya untuk berkahwin
dengan Muhammad yang berusia 25 tahun ketika itu. Wanita bangsawan yang berusia
40 tahun itu sangat gembira apabila Muhammad menerima lamarannya lalu berlangsunglah
perkahwinan mereka berdua. Bermulalah lembaran baru dalam hidup Muhammad dan
Khadijah sebagai suami isteri.
Turunnya
Wahyu Pertama
Pada usia 40
tahun, Muhammad telah menerima wahyu yang pertama dan diangkat sebagai nabi
sekelian alam. Ketika itu, baginda berada di Gua Hira' dan sentiasa merenung
dalam kesunyian, memikirkan nasib umat manusia pada zaman itu. Maka datanglah
Malaikat Jibril menyapa dan menyuruhnya membaca ayat quran yang pertama
diturunkan kepada Muhammad.
"Bacalah
dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan" (Al-'Alaq, 96: 1)
Rasulullah
pulang dengan penuh rasa gementar lalu diselimuti oleh Khadijah yang cuba
menenangkan baginda. Apabila semangat baginda mulai pulih, diceritakan kepada
Khadijah tentang kejadian yang telah berlaku.
Kemudian
baginda mula berdakwah secara sembunyi-sembunyi bermula dengan kaum kerabatnya
untuk mengelakkan kecaman yang hebat daripada penduduk Makkah yang menyembah
berhala. Khadijah isterinya adalah wanita pertama yang mempercayai kenabian
baginda. Manakala Ali bin Abi Talib adalah lelaki pertama yang beriman dengan
ajaran baginda.Dakwah yang sedemikian berlangsung selama tiga tahun di kalangan
keluarganya sahaja.
Dakwah
Secara Terang-terangan
Setelah
turunnya wahyu memerintahkan baginda untuk berdakwah secara terang-terangan,
maka Rasulullah pun mula menyebarkan ajaran Islam secara lebih meluas.
"Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik." (Al-Hijr,
15:94)
Namun
begitu, penduduk Quraisy menentang keras ajaran yang dibawa oleh baginda.
Mereka memusuhi baginda dan para pengikut baginda termasuk Abu Lahab, bapa
saudara baginda sendiri. Tidak pula bagi Abu Talib, dia selalu melindungi anak
saudaranya itu namun dia sangat risau akan keselamatan Rasulullah memandangkan
tentangan yang hebat dari kaum Quraisy itu. Lalu dia bertanya tentang rancangan
Rasulullah seterusnya. Lantas jawab Rasulullah yang bermaksud:
"Wahai
bapa saudaraku, andai matahari diletakkan diletakkan di tangan kiriku dan bulan
di tangan kananku, agar aku menghentikan seruan ini, aku tidak akan
menghentikannya sehingga agama Allah ini meluas ke segala penjuru atau aku
binasa kerananya"
Baginda
menghadapi pelbagai tekanan, dugaan, penderitaan, cemuhan dan ejekan daripada
penduduk-penduduk Makkah yang jahil dan keras hati untuk beriman dengan Allah.
Bukan Rasulullah sahaja yang menerima tentangan yang sedemikian, malah para
sahabatnya juga turut merasai penderitaan tersebut seperti Amar dan Bilal bin Rabah
yang menerima siksaan yang berat.
Wafatnya
Khadijah dan Abu Talib
Rasulullah
amat sedih melihat tingkahlaku manusia ketika itu terutama kaum Quraisy kerana
baginda tahu akan akibat yang akan diterima oleh mereka nanti. Kesedihan itu
makin bertambah apabila isteri kesayangannya wafat pada tahun sepuluh
kenabiaannya. Isteri bagindalah yang tidak pernah jemu membantu menyebarkan
Islam dan mengorbankan jiwa serta hartanya untuk Islam. Dia juga tidak jemu
menghiburkan Rasulullah di saat baginda dirundung kesedihan.
Pada tahun
itu juga bapa saudara baginda Abu Talib yang mengasuhnya sejak kecil juga
meninggal dunia. Maka bertambahlah kesedihan yang dirasai oleh Rasulullah
kerana kehilangan orang-orang yang amat disayangi oleh baginda.
Hijrah Ke
Madinah
Tekanan
orang-orang kafir terhadap perjuangan Rasulullah semakin hebat selepas
kepergian isteri dan bapa saudara baginda. Maka Rasulullah mengambil keputusan
untuk berhijrah ke Madinah berikutan ancaman daripada kafir Quraisy untuk
membunuh baginda.
Rasulullah
disambut dengan meriahnya oleh para penduduk Madinah. Mereka digelar kaum
Muhajirin manakala penduduk-penduduk Madinah dipanggil golongan Ansar. Seruan
baginda diterima baik oleh kebanyakan para penduduk Madinah dan sebuah negara
Islam didirikan di bawah pimpinan Rasulullas s.a.w sendiri.
Negara Islam
Madinah
Negara Islam
yang baru dibina di Madinah mendapat tentangan daripada kaum Quraisy di Makkah
dan gangguan dari penduduk Yahudi serta kaum bukan Islam yang lain. Namun
begitu, Nabi Muhammad s.a.w berjaya juga menubuhkan sebuah negara Islam yang
mengamalkan sepenuhnya pentadbiran dan perundangan yang berlandaskan syariat
Islam. Baginda dilantik sebagai ketua agama, tentera dan negara. Semua rakyat
mendapat hak yang saksama. Piagam Madinah yang merupakan sebuah kanun atau
perjanjian bertulis telah dibentuk. Piagam ini mengandungi beberapa fasal yang
melibatkan hubungan antara semua rakyat termasuk kaum bukan Islam dan
merangkumi aspek politik, sosial, agama, ekonomi dan ketenteraan. Kandungan piagam
adalah berdasarkan wahyu dan dijadikan dasar undang-undang Madinah.
Islam adalah
agama yang mementingkan kedamaian. Namun begitu, aspek pertahanan amat penting
bagi melindungi agama, masyarakat dan negara. Rasulullah telah menyertai 27
kali ekspedisi tentera untuk mempertahan dan menegakkan keadilan Islam.
Peperangan yang ditempuhi baginda ialah Perang Badar (623 M/2 H), Perang Uhud
(624 M/3 H), Perang Khandak (626 M/5 H) dan Perang Tabuk (630 M/9 H). Namun
tidak semua peperangan diakhiri dengan kemenangan.
Pada tahun
625 M/ 4 Hijrah, Perjanjian Hudaibiyah telah dimeterai antara penduduk Islam
Madinah dan kaum Musyrikin Makkah. Maka dengan itu, negara Islam Madinah telah
diiktiraf. Nabi Muhammad s.a.w. juga telah berjaya membuka semula kota Makkah
pada 630 M/9 H bersama dengan 10 000 orang para pengikutnya.
Perang
terakhir yang disertai oleh Rasulullah ialah Perang Tabuk dan baginda dan
pengikutnya berjaya mendapat kemenangan. Pada tahun berikutnya, baginda telah
menunaikan haji bersama-sama dengan 100 000 orang pengikutnya. Baginda juga
telah menyampaikan amanat baginda yang terakhir pada tahun itu juga. Sabda
baginda yang bermaksud:
"Wahai
sekalian manusia, ketahuilah bahawa Tuhan kamu Maha Esa dan kamu semua adalah
daripada satu keturunan iaitu keturunan Nabi Adam a.s. Semulia-mulia manusia di
antara kamu di sisi Allah s.w.t. ialah orang yang paling bertakwa. Aku telah
tinggalkan kepada kamu dua perkara dan kamu tidak akan sesat selama-lamanya
selagi kamu berpegang teguh dengan dua perkara itu, iaitu kitab al-Quran dan
Sunnah Rasulullah."
Wafatnya
Nabi Muhammad s.a.w
Nabi
Muhammad meninggal dunia pada hari Senin bulan Rabiul Awal tahun 12 hijrah atau
bertepatan dengan tanggal 6 Juni 632 masehi. Menurut versi lain, beliau wafat
pada hari Senin 13 Rabiul Awal tahun 11 hijriah atau 8 Juni 632 masehi.
Ada beberapa perbedaan tentang tanggal wafatnya Nabi sebagai berikut:
13 Rabiul Awal menurut Muhammad Suleman Mansurpure
12 Rabiul Awal menurut Mubarakpuri
2 Rabiul Awal menurut Ibnu Hajar
1 Rabiul Awal menurut Ibnu Jarir
REFERENSI LAHIR DAN WAFAT NABI MUHAMMAD
Rujukan pustaka seputar lahir dan wafatnya Nabi Muhammad S.A.W
Baginda
telah wafat pada bulan Jun tahun 632 M/12 Rabiul Awal tahun 11 Hijrah. Baginda
wafat setelah selesai melaksanakan tugasnya sebagai rasul dan pemimpin negara.
Baginda berjaya membawa manusia ke jalan yang benar dan menjadi seorang
pemimpin yang bertanggungjawab, berilmu dan berkebolehan. Rasulullah adalah
contoh terbaik bagi semua manusia sepanjang zaman.
Nahhh...!!
sahabat-sahat semua itulah kisah Nabi Muhammad SAW dari lahir sampai wafat,
semoga menjadi inspirasi hidup Khususnya bagi kita semua yang menjadi hambanya
dan umumnya bagi manusia yang mengetahui kisah hidupnya. Jangan lupa baca juga
artikel tentang Kisah Nabi Musa, Kisah Nabi Ibrahim, Kisah Nabi Isa, dan Kisah
Nabi Muhammad.
Lagi-lagi
sebuah sejarah dilupakan, seakan-akan mereka tidak pernah tahu atau mungkin
tidak mau tahu, ini adalah sejarah yang tak boleh dilupakan, karena inilah sebab
awal penciptaan dan akhir penciptaan, ia bermula 14 abad yang lalu di sebuah
kota kecil, sebuah kota yang panas dan tandus yang dipenuhi dengan penyembahan
terhadap kayu-kayu dan batu-batu yang tak dapat berbuat apa-apa dan juga disana
terdapat sebuah kotak hitam yang dikelilingi oleh 'berhala-berhala' yang
sekarang telah berubah wujud tapi memiliki wujud 'berhala' yang sama.
Sungguh tak terpikirkan betapa bodoh manusia zaman itu, ialah sebuah jazirah
yang disebut jazirah Arabia, perbuatan buruk dan haram, perampokan, pembunuhan
bayi,minum-minuman keras, yang memusnahkan segala kebajikan dan moral
menempatkan masyarakat jazirah Arabia ini dalam situasi kemerosotan yang luar
biasa. Mereka terpecah-pecah menjadi kabilah-kabilah (bani/kaum).
Pada saat yang sangat kritis ini
muncullah sebuah bintang pada malam yang gelap gulita, sinarnya semakin terang
membuat malam menjadi terang benderang, ia bukan bintang yang biasa, tapi
bintang yang sangat luar biasa, bahkan matahari di siang haripun malu
menampakkan sinarnya karena bintang ini adalah maha bintang yang terlahirkan ke
muka bumi, ialah cahaya dalam kegelapan, ia adalah cahaya di dalam dada, ia
dikenal dengan Nama Muhammad, menurut sejarawan bintang ini tepat terlahir
tanggal 17 Rabiâ'ul Awwal (12 Rabiâ'ul awwal menurut mazhab sunni) 570 M,
bintang ini tak pernah padam walaupun 14 abad setelah ketiadaannya, bahkan ia
semakin terang dan semakin terang, dari bintang ini terlahir 13 bintang yang
lain, yang selalu menjadi hujjah bagi bintang-bintang yang sulit bersinar
lainnya di setiap zamannya. Ia memiliki silsilah yang berhubungan langsung
dengan jawara Tauhid melalui anaknya Ismail AS, yang dilahirkan melalui
rahim-rahim suci dan terpelihara dari perbuatan-perbuatan mensekutukan Tuhan.
Ia begitu suci sehingga Tuhan memerintahkan kepada Para Malaikat dan Jin untuk
bersujud kepada Adam, karena cahayanya dibawa oleh Adam AS untuk disampaikan
kepada maksud, ia adalah rencana Tuhan yang teramat besar yang langit dan bumi
pun tak kan sanggup memikulnya.
Peristiwa kelahiran sang bintang
dipenuhi dengan kejadian-kejadian yang luarbiasa, dimulai dengan peristiwa
padamnya api 'abadi'di kerajaan Persia, hancurnya sesembahan batu di sana, dan
penyerangan pasukan bergajah untuk menghancurkan Ka'bah, yang di kemudian hari
menjadi kiblat baginya dan ummatnya sampai akhir zaman, namun tentara yang
besar ini dihancurkan oleh burung-burung yang dikirimkan oleh Sang Pemilik
kiblat (Ka'bah), karenanya tahun ini dinamakan tahun Gajah.
Sudah menjadi tradisi kelahiran manusia luar biasa harus juga didahului
peristiwa yang luar biasa. Muhammad namanya, ayahnya bernama Abdullah,
Ibundanya Aminah, kedua orang tuanya berasal dari silsilah yang mulia yang
merupakan keturunan Jawara Tauhid (Ibrahim AS). Abdullah lahir kedunia hanya
untuk membawa nur Muhammad dan 'meletakkannya' ke dalam rahim Aminah, Sang
isteri saat itu mengandung (2 bulan) bayi yang kelak menjadi manusia besar.
Setelah lama kepergian sang suami, sang isteri merasakan kesepian yang amat
dalam, walaupun suaminya selalu berkirim surat. Namun pada saat lain surat
tidak lagi ia terima, begitu riang hatinya ternyata ia melihat rombongan dagang
suaminya telah pulang, tapi Ia amat terkejut karena tak dilihatnya suaminya,
datanglah seseorang dari rombongan tersebut yang menyampaikan berita kepada
Aminah, mulutnya begitu berat untuk mengucapkan kata ' kata ini kepada wanita
ini, ia tidak sanggup mengutarakannya, namun akhirnya terucap juga bahwa sang
suami telah berpulang ke hadirat Allah Swt dan dimakamkan di abwa.
Begitu
goncang hatinnya mendengarkan hal ini, tak sanggup menahan tangisnya, ia
menangis menahan sedih dan tak makan beberapa hari, namun ia bermimpi, dalam
mimpinya seorang wanita datang dan berkata kepadanya agar ia menjaga bayi dalam
janinnya dengan baik ' baik. Ia berulang kali bermimpi bertemu dengan wanita
tersebut yang ternyata adalah Maryam binti Imran (Ibu Isa as). Dalam mimpinya
sang wanita mulia ini berkata : 'Kelak bayi yang ada didalam rahimmu akan
menjadi manusia paling mulia sejagat raya, maka jagalah ia baik “ baik hingga
kelahirannya.
Saat ayahanda Muhammad yang mulia
ini Wafat dalam usia 20 tahun (riwayat lain ' 17 tahun), sang bintang kita ini
sedang berada dalam kandungan ibunya, beberapa tahun kemudian Bunda Sang
bintang menyusul suaminya dan dimakamkan di Abwa juga. Muhammad dibawa pulang
oleh Ummu Aiman dan diasuh oleh kakeknya, belum lagi hilang duka setelah
ditinggal Sang Bunda, ia pun harus kehilangan kakeknya ketika umurnya belum
lagi menginjak delapan tahun. Setelah kepergian sang kakek, sang bintang
(Muhammad) diasuh oleh pamannya, Abu Tholib, seorang putra Abdul Mutholib yang
pertama menyatakan keimanannya kepada kemenakannya sendiri (Muhammad).
Pemandu ilahi selalu saja dipilihkan oleh Ilahi untuk memiliki profesi sebagai
seorang gembala, melalui profesi ini beliau mengarungi beberapa waktu
kehidupannya untuk menjadi 'gembala'domba yang lebih besar, inilah pilihan
Ilahi yang memilihkan baginya sebuah jalan dimana hal ini penting bagi orang
yang akan berjuang melawan orang-orang hina yang berpikiran sampai menyembah
aneka batu dan pohon, ilahi menjadikannya kuat sehingga tidak menyerah kepada
apapun kecuali keputusan-Nya. Ada penulis sirah yang mengutip kalimat Nabi
berikut ini,
Semua Nabi pernah menjadi gembala sebelum beroleh jabatan kerasulan.'
Orang bertanya kepada Nabi,' Apakah Anda juga pernah menjadi gembala?' Beliau
menjawab,' Ya. Selama beberapa waktu saya menggembalakan domba orang Mekah di
daerah Qararit.'
Sang bintang
terlahir bukan dari kalangan orang yang teramat kaya, belum lagi ia dilahirkan
sebagai seorang yatim, dan telah kehilangan Ayah, Ibu di masa kecil sebagai
tempat bernaung, apa yang dapat dikatakan oleh anak kecil yang telah kehilangan
kedua orang tuanya sedangkan dia sendiri masih membutuhkan naungan kedua orang
tua dan kasih sayang mereka. Mari kita masuk ke jazirah Arabia lebih jauh lagi,
kita dapat melihat bahwa kondisi keuangan Muhammad terbilang cukup sulit.
Muhammad terkenal dengan kemuliaan rohaninya, keluhuran budi, keunggulan ahklaq
dan dirinya dikenal di masyarakat sebagai 'orang jujur' (al-Amin), ia menjadi
salah seorang kafilah dagang Khodijah yang terpercaya dan Khodijah memberikan
dua kali lipat dibandingkan yang diberikannya kepada orang lain. Kafilah
Quraisy, termasuk barang dagangan Khodijah, siap bertolak, kafilah tiba di
tempat tujuan. Seluruh anggotanya mengeruk laba. Namun, laba yang diperoleh
Nabi lebih banyak ketimbang lain. Kafilah kembali ke Makkah. Dalam perjalanan,
Sang bintang melewati negeri 'Ad dan Tsamud. Keheningan kematian yang menimpa
kaum pembangkang itu mengundang perhatian sang bintang.
Kafilah
mendekati Mekah, Maisarah, berkata kepada sang Bintang, 'Alangkah baiknya jika
Anda memasuki Mekah mendahului kami dan mengabarkan kepada Khodijah tentang
perdagangan dan keuntungan besar yang kita dapatkan.' Nabi tiba di Mekah
ketika Khodijah sedang duduk di kamar atasnya. Ia berlari turun dan mengajak
Nabi ke ruangannya. Nabi menyampaikan, dengan menyenangkan, hal-hal menyangkut
barang dagangan. Maisarah menceritakan tentang Kebesaran jiwa Al-Amin selama
perjalanan dan perdagangan. Maisarah menceritakan 'Di Busra, Al-Amin duduk di
bawah pohon untuk istirahat. Seorang pendeta, yang sedang duduk di biaranya,
kebetulan melihatnya. Ia datang seraya menanyakan namanya kepada saya, kemudian
ia berkata, '˜Orang yang duduk di bawah naungan pohon itu adalah nabi, yang
tentangnya telah saya baca banyak kabar gembira di dalam Taurat dan Injil.
Kemudian
Khodijah menceritakan apa yang didengarnya dari Maisarah kepada Waraqah bin
Naufal, si hanif dari Arabia. Waraqah mengatakan, 'Orang yang memiliki
sifat-sifat itu adalah nabi berbangsa Arab.
II.
Pernikahan
Kebanyakan
sejarawan percaya bahwa yang menyampaikan lamaran Khadijah kepada Nabi ialah
Nafsiah binti ‘Aliyah sebagai berikut:
'Wahai
Muhammad! Katakan terus terang, apa sesungguhnya yang menjadi penghalang bagimu
untuk memasuki kehidupan rumah tangga? Kukira usiamu sudah cukup dewasa!'
Apakah anda akan menyambut dengan senang hati jika saya mengundang Anda kepada
kecantikan, kekayaan, keanggunan, dan kehormatan ?' Nabi menjawab,'Apa maksud
Anda?' Ia lalu menyebut Khodijah. Nabi lalu berkata,'Apakah Khodijah siap
untuk itu, padahal dunia saya dan dunianya jauh berbeda?' Nafsiah berujar
'Saya mendapat kepercayaan dari dia, dan akan membuat dia setuju. Anda perlu
menetapkan tanggal perkawinan agar walinya ('˜Amar bin Asad) dapat mendampingi
Anda beserta handai tolan Anda, dan upacara perkawinan dan perayaan dapat
diselenggarakan".
Kemudian Muhammad membicarakan hal
ini kepada pamannya yang mulia, Abu Tholib. Pesta yang agung pun
diselenggarakan, sang paman yang mulia ini menyampaikan pidato, mengaitkannya
dengan puji syukur kepada Tuhan. Tentang keponakannya, ia berkata demikian,
'Keponakan saya Muhammad bin 'Abdullah lebih utama daripada siapapun di
kalangan Quraisy. Kendati tidak berharta, kekayaan adalah bayangan yang
berlalu, tetapi asal usul dan silsilah adalah permanen".
Waraqah,
paman Khodijah, tampil dan mengatakan sambutannya, 'Tak ada orang Quraisy yang
membantah kelebihan Anda. Kami sangat ingin memegang tali kebangsawanan Anda.'
Upacara pun dilaksanakan. Mahar ditetapkan empat puluh dinar-ada yang
mengatakan dua puluh ekor unta.
Sang bintang
sekarang mulai dewasa, ia mempunyai seorang istri yang begitu lengkap
kemuliaannya, dari perkawinan ini Khodijah melahirkan enam orang anak, dua
putra, Qasim, dan Abdulah, yang dipanggil At-Thayyib, dan At-Thahir. Tiga orang
putrinya masing-masing Ruqayyah, Zainab, Ummu Kaltsum, dan Fatimah. Kedua anak
laki-lakinya meninggal sebelum Muhammad diutus menjadi Rosul.
Ketika umur sang bintang mulai
menginjak 35 tahun, banjir dahsyat mengalir dari gunung ke Ka'bah. Akibatnya,
tak satu pun rumah di Makah selamat dari kerusakan.
Dinding ka'bah mengalami kerusakan. Orang Quraisy memutuskan untuk membangun
Ka'bah tapi takut membongkarnya. Walid bin Mughirah, orang pertama yang
mengambil linggis, meruntuhkan dua pilar tempat suci tersebut. Ia merasa takut
dan gugup. Orang Mekah menanti jatuhnya sesuatu, tapi ketika ternyata Walid
tidak menjadi sasaran kemarahan berhala, mereka pun yakin bahwa tindakannya
telah mendapatkan persetujuan Dewa. Mereka semua lalu ikut bergabung
meruntuhkan bangunan itu. Pada saat pembangunan kembali ka'bah, diberitahukan
pada semua pihak sebagai berikut, 'Dalam pembangunan kembali Ka'bah, yang
dinafkahkan hanyalah kekayaan yang diperoleh secara halal. Uang yang diperoleh
lewat cara-cara haram atau melalui suap dan pemerasan, tak boleh dibelanjakan
untuk tujuan ini.' Terlihat bahwa ini adalah ajaran para Nabi, dan mereka mengetahui
tentang kekayaan yang diperoleh secara tidak halal, tetapi kenapa mereka masih
melakukan hal demikian, inipun terjadi di zaman ini, di Indonesia, rakyat
ataupun pemerintahnya mengetahui tentang halal dan haramnya suatu harta
kekayaan atau pun perbuatan yang salah dan benar, tapi mereka masih saja
melakukan perbuatan itu walaupun tahu itu adalah salah.
Mari kita
kembali lagi menuju Mekah, ketika dinding ka'bah telah dibangun dalam batas
ketinggian tertentu, tiba saatnya untuk pemasangan Hajar Aswad pada tempatnya.
Pada tahap ini, muncul perselisihan di kalangan pemimpin suku. Masing-masing
suku merasa bahwa tidak ada suku yang lain yang pantas melakukan perbuatan yang
mulia ini kecuali sukunya sendiri. Karena hal ini, maka pekerjaan konstruksi
tertunda lima hari. Masalah mencapai tahap kritis, akhirnya seorang tua yang
disegani di antara Quraisy, Abu Umayyah bin Mughirah Makhzumi, mengumpulkan
para pemimpin Quraisy seraya berkata,'Terimalah sebagai wasit orang pertama
yang masuk melalui Pintu Shafa.' (buku lain mencatat Bab as-salam). Semua
menyetujui gagasan ini. Tiba-tiba Muhammad muncul dari pintu. Serempak mereka
berseru, 'Itu Muhammad, al-Amin. Kita setuju ia menjadi wasit!'
Untuk
menyelesaikan pertikaian itu, Nabi meminta mereka menyediakan selembar kain.
Beliau meletakkan Hajar Aswad di atas kain itu dengan tangannya sendiri,
kemudian meminta tiap orang dari empat sesepuh Mekah memegang setiap sudut kain
itu. Ketika Hajar Aswad sudah diangkat ke dekat pilar, Nabi meletakkannya pada
tempatnya dengan tangannya sendiri. Dengan cara ini, beliau berhasil mengakhiri
pertikaian Quraisy yang hampir pecah menjadi peristiwa berdarah.
Tuhan, Sang
Maha Konsep sudah membuat konsep tentang semua ini, tanda-tanda seorang bintang
telah banyak ia tampakkan pada diri Muhammad, dari batinnya yang mulia sampai
pada bentuk lahirnya yang indah. Kesabaran yang diabadikan di dalam Kitab suci
menjadi bukti yang tak terbantahkan, bahwa ia adalah manusia sempurna, dalam
wujud lahiriah (penampakan), maupun batinnya. Tidak setitik cela apalagi
kesalahan selama hidupnya, Sang Maha Konsep benar-benar telah mengonsepnya
menjadi manusia 'ilahi''. Al-Amin telah dikenal oleh masyarakat Mekah, sebagai
manusia mulia, sebagai manifestasi wujud kejujuran mutlak. Sebelum
pengutusannya menjadi Rosul, Muhammad selalu mengamati tanda kekuasaan Tuhan,
dan mengkajinya secara mendalam, terutama mengamati keindahan, kekuasaan, dan
ciptaan Allah dalam segala wujud. Beliau selalu melakukan telaah mendalam
terhadap langit, bumi dan isinya. Beliau selalu mengamati masyarakatnya yang
rusak, dan hancur, beliau mempunyai tugas untuk menghancurkan segala bentuk
pemberhalaan. Apalah kiranya yang membuat masyarakatnya seperti ini, ia
mengembalikan semua ini kepada Tuhan, yang menurutnya tak mungkin sama dengan
manusia.
Gunung Hira,
puncaknya dapat dicapai kurang lebih setengah jam, gua ini adalah saksi atas
peristiwa menyangkut 'sahabat karib'-nya (Muhammad), gua ini menjadi saksi
bisu tentang wahyu, dan seakan-akan ia ingin berkata,' disinilah dulu anak Hasyim
itu tinggal, yang selalu kalian sebut-sebut, disinilah ia diangkat menjadi
Rosul, disinilah Al-Furqon pertama kali dibacakan, wahai manusia, bukankah aku
telah mengatakannya, kalianlah (manusia) yang tak mau menengarkannya, kalian
menutup telinga kalian rapat-rapat, dan menertawakanku, sedangkan sebagian dari
kalian hanya menjadikan aku sebagai museum sejarah.“kata saksi bisu.
III.
Diangkat Menjadi Rasul
Hira, tempat
diturunkannya kalimat Tuhan Yang Maha Sakti, kalimat yang membuat iblis
berputus asa untuk menyesatkan manusia, kalimat yang dengannya alam semesta
berguncang. Al-Qur'an, susunan kalimatnya yang mengandung makna yang banyak
telah membuat tercengang manusia-manusia manapun di jagat raya, yang mengakui
kebenarannya, akan mengikutinya, sedangkan yang tidak mengakuinya harus tunduk
atas kebenarannya, dan bagi mereka yang menolak, dengan cara apapun akan
sia-sia, dan celaka. Jibril (Ruh Al-Qudus) diutus Tuhan semesta Alam, Sang
Pemilik Konsep, untuk menyampaikan kalimat-Nya secara berangsur-angsur kepada
Al-amin yang berada di Gunung Hira'. Al-Amin telah mempersiapkan dirinya selama
empat puluh tahun untuk memikul tugas yang maha berat ini, Jibril datang
kepadanya dengan membawa beberapa kalimat dari Tuhannya. Ialah kalimat pertama
yang dikemukakan dalam Al-qur'an sebagai berikut
'Bacalah
dengan [ menyebut] nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Paling Pemurah. Yang
mengajari [manusia] dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya'.
Ayat ini
dengan tegas menyatakan tentang program Nabi, dan menyatakan dalam
istilah-istilah jelas bahwa fondasi agamanya diberikan dengan pengkajian,
pengetahuan, kebijaksanaan, dan penggunaan pena.
Muhammad,
pembawa berita bahagia, ancaman, dan perintah merupakan manusia teladan
sepanjang masa, ia adalah manusia dalam wujud Ilahiah, utusan Tuhan yang
kepadanya ummat manusia memohonkan syafa'at. Tidak satupun mahkluq yang
mencapai kesempurnaan yang dicapai Muhammad, sejak kecil ia telah
memperlihatkan ketulusan, kejujuran, manusia yang seumur hidupnya tidak pernah
berbohong, yang tidak pernah menghianati janji, dan sayang kepada yang miskin.
Malaikat
Jibril menyelesaikan tugasnya menyampaikan wahyu itu, dan Muhammad pun turun
dari Gua Hira menuju rumah 'Khodijah'. Jiwa agung Nabi disinari cahaya wahyu.
Beliau merekam di hatinya apa yang didengarnya dari malaikat Jibril. Setelah
kejadian ini, Jibril menyapanya,â€Wahai Muhammad! Engkau Rosul Allah dan aku
Jibril'. Muhammad menerima kalimat Tuhannya secara bertahap, secara
berangsur-angsur, fakta sejarah mengakui bahwa di antara wanita, Khodijah
adalah wanita yang pertama memeluk Islam, dan pria pertama yang memeluk Islam
adalah 'Ali.
Muhammad
mengadakan perjamuan makan dengan kerabatnya, selesai makan, beliau berpaling
kepada para sesepuh keluarganya dan memulai pembicaraan dengan memuji Allah dan
memaklumkan keesaan-Nya. Lalu beliau berkata,' Sesungguhnya, pemandu suatu
kaum tak pernah berdusta kepada kaumnya. Saya bersumpah demi Allah yang tak ada
sekutu bagi-Nya bahwa saya diutus oleh Dia sebagai Rosul-Nya, khususnya kepada
Anda sekalian dan umumnya kepada seluruh penghuni dunia. Wahai kerabat saya!
Anda sekalian akan mati. Sesudah itu, seperti Anda tidur, Anda akan dihidupkan
kembali dan akan menerima pahala menurut amal Anda. Imbalannya adalah surga
Allah yang abadi (bagi orang lurus) dan neraka-Nya yang kekal(bagi orang yang
berbuat jahat). 'Lalu beliau menambahkan, 'Tak ada manusia yang pernah membawa
kebaikan untuk kaumnya ketimbang apa yang saya bawakan untuk Anda. Saya
membawakan kepada Anda rahmat dunia maupun Akhirat. Tuhan saya memerintahkan
kepada saya untuk mengajak Anda kepada-Nya. Siapakah diantara Anda sekalian
yang akan menjadi pendukung saya sehingga ia akan menjadi saudara, washi
(penerima wasiat), dan khalifah (pengganti) saya?'.
Ketika
pidato Nabi mencapai poin ini, kebisuan total melanda pertemuan itu. 'Ali,
remaja berusia lima belas tahun, memecahkan kebisuan itu. Ia bangkit seraya
berkata dengan mantap,'Wahai Nabi Allah, saya siap mendukung Anda.' Nabi
menyuruhnya duduk. Nabi mengulang tiga kali ucapannya, tapi tak ada yang
menyambut kecuali '˜Ali yang terus melontarkan jawaban yang sama. Beliau lalu
berpaling kepada kerabatnya seraya berkata,' Pemuda ini adalah saudara, washi,
dan khalifah saya diantara kalian. Dengarkanlah kata-katanya dan ikuti
dia".
Peristiwa
diatas membuktikan heroisme spiritual dan kebenaran '˜Ali. Karena, dalam
pertemuan di mana orang-orang tua dan berpengalaman tenggelam dalam keraguan
dan keheranan, ia menyatakan dukungan dan pengabdian dengan keberanian sempurna
dan mengungkapkan permusuhannya terhadap musuh Nabi tanpa menempuh jalan
politisi yang mengangkat diri sendiri. Kendati waktu itu ia yang termuda
diantara yang hadir, pergaulannya yang lama dengan Nabi telah menyiapkan
pikirannya untuk menerima kenyataan, sementara para sesepuh bangsa ragu-ragu
untuk menerimanya.
Setelah
berdakwah kepada kaum kerabatnya, Nabi berdakwah terang-terangan kepada kaum
Quraisy. Muhammad, berbekal kesabaran, keyakinan, kegigihan, dan keuletan dalam
berdakwah terus-menerus dan tidak menghiraukan orang-orang musrik yang terus
menghardik dan mengejeknya. Banyak yang cara yang dilakukan kaum Quraisy untuk
menghentikan Muhammad, suatu saat Abu Tholib sedang duduk bersama keponakannya.
Juru bicara rombongan yang mendatangi rumah Abu Tholib membuka pembicaraan
dengan berkata,' Wahai Abu Tholib! Muhammad mencerai-beraikan barisan kita dan
menciptakan perselisihan diantara kita. Ia merendahkan kita dan mencemooh kita
dan berhala kita. Jika ia melakukan itu karena kemiskinan dan kepapaannya, kami
siap menyerahkan harta berlimpah kepadanya. Jika ia menginginkan kedudukan,
kami siap menerimanya sebagai penguasa kami dan kami akan mengikuti
perintahnya. Bila ia sakit dan membutuhkan pengobatan, kami akan membawakan
tabib ahli untuk merawatnya'.
Abu Tholib
berpaling kepada Nabi seraya berkata,' Para sesepuh anda datang untuk meminta
Anda berhenti mengkritik berhala supaya mereka pun tidak mengganggu Anda.' Nabi
menjawab,'' Saya tidak menginginkan apa pun dari mereka. Bertentangan dengan
empat tawaran itu, mereka harus menerima satu kata dari saya, yang dengan itu
mereka dapat memerintah bangsa Arab dan menjadikan bangsa Ajam sebagai pengikut
mereka' Abu Jahal bangkit sambil berkata, ' Kami siap sepuluh kali untuk
mendengarnya.' Nabi menjawab,' Kalian harus mengakui keesaan Tuhan.' Kata-kata
tak terduga dari Nabi ini laksana air dingin ditumpahkan ke ceret panas. Mereka
demikian heran, kecewa, dan putus asa sehingga serentak mereka berkata,'
Haruskah kita mengabaikan 360 Tuhan dan menyembah kepada satu Allah saja?'
Orang
Quraisy meninggalkan rumah Abu Tholib dengan wajah dan mata terbakar kemarahan.
Mereka terus memikirkan cara untuk mencapai tujuan mereka. Dalam ayat berikut,
kejadian itu dikatakan,
“Dan
mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan dari kalangan
mereka; dan orang-orang kafir berkata,'Ini adalah seorang ahli sihir yang
banyak berdusta. Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja ?
Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.' Dan pergilah
pemimpin-pemimpin mereka [seraya berkata], 'Pergilah kamu dan tetaplah
[menyembah] tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang
dikehendaki. Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir ini;
ini(mengesakan Allah) tidak lain kecuali dusta yang diada-adakan.'
Banyak
sekali contoh penganiayaan dan penyiksaan kaum Quraisy, Tiap hari nabi
menghadapi penganiayaan baru. Misalnya, suatu hari Uqbah bin Abi Mu'ith melihat
Nabi bertawaf, lalu menyiksanya. Ia menjerat leher Nabi dengan serbannya dan
menyeret beliau ke luar masjid. Beberapa orang datang membebaskan Nabi karena
takut kepada Bani Hasyim. Dan masih banyak lagi. Nabi menyadari dan prihatin
terhadap kondisi kaum Muslim. Kendati beliau mendapat dukungan dan lindungan
Bani Hasyim, kebanyakan pengikutnya budak wanita dan ' pria serta beberapa
orang tak terlindung. Para pemimpin Quraisy menganiaya orang-orang ini
terus-menerus , para pemimpin terkemuka berbagai suku menyiksa anggota suku
mereka sendiri yang memeluk Islam. Maka ketika para sahabatnya meminta
nasihatnya menyangkut hijrah, Nabi menjawab,'Ke Etiopia akan lebih mantap.
Penguasanya kuat dan adil, dan tak ada orang yang ditindas di sana. Tanah
negeri itu baik dan bersih, dan Anda boleh tinggal di sana sampai Allah
menolong Anda.
Pasukan
Syirik Quraisy kehabisan akal untuk menghancurkan Muhammad, maka mereka
melakukan propaganda anti Muhammad, diantaranya mereka memfitnah Nabi,
Bersikeras menjuluki Nabi Gila, larangan mendengarkan Al-Qur'an, menghalangi
orang masuk Islam, sehingga Allah mengabadikan perkataan orang-orang keji ini
dan menunjukkan sesatnya perkataan mereka, dalam Al-Qur'an Allah berfirman
"Demikianlah,
tiada seorang rosul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka
selain mengatakan," Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila."
Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu ? Sebenarnya
mereka adalah kaum yang melampaui batas."
Kaum Quraisy pun gagal melakukan
berbagai macam cara untuk menghalangi usaha Muhammad, dan menghalangi
orang-orang untuk mengikuti agama Tuhan Yang Esa. Mereka pun melakukan Blokade
ekonomi yang membuat banyak kaum muslim, terutama kaum wanita dan anak-anak
kelaparan. Nabi dan para pengikutnya masuk ke Syi'ib Abu Tholib, yang diikuti
pendamping hidupnya, Khodijah, dengan membawa serta Fatimah AS. Orang-orang
Quraisy mengepung mereka di Syi''ib itu selama tiga tahun.
Dan akhirnya tahun-tahun blokade itu pun berakhir. Dan keluarlah sang bintang
bersama keluarga dan sahabatnya dari pengepungan. Allah telah menetapkan
kemenangan bagi mereka, dan Khodijah pun berhasil pula keluar dari pengepungan
dalam keadaan amat berat dan menderita, Beliau telah hidup dengan kehidupan
yang menjadi teladan Istimewa bagi kalangan kaum wanita. Ajal Khodijah sudah
dekat. Allah telah memilihnya untuk mendampingi Rosulullah Saww., dan dia telah
berhasil menunaikan tugas dengan baik. Khodijah akhirnya meninggal pada tahun
itu juga. Yakni, pada saat kaum Muslim keluar dari blokade orang-orang Quraisy,
tahun kesepuluh sesudah Kenabian. Pada tahun yang sama, paman Rosul (Abu
Tholib) meninggal dunia, yang sekaligus sebagai pelindung dakwa Muhammad.
Sungguh Nabi mengalami kesedihan yang amat berat. Beliau kehilangan Khodijah,
dan juga pamannya yang menjadi pelindung, dan pembelanya. Itu sebabnya, maka
tahun ini dinamakan 'Am Al-Huzn (Tahun Duka cita). Bukan hanya Rosul yang
terpukul hatinya, Fatimah, yang belum kenyang mengenyam kasih sayang seorang
ibu dan kelembutan belaiannya, ikut pula menanggungnya. Kedukaan menyelimuti
dan menindihnya di tahun penuh kesedihan itu.Fatimah kehilangan ibundanya,
berpisah dari orang yang menjadi sumber cintanya dan kasih sayangnya.
Acap kali dia bertanya kepada ayahandanya,' Ayah, kemana Ibu?' Kalau sudah
begini, tangisnya pecah, air matanya meleleh, dan kesedihan menerpa hatinya.
Rosul merasakan betapa berat kesedihan yang ditanggung putrinya. Setelah
wafatnya Abu Tholib kaum Kafir Quraisy semakin berani menganggu Muhammad,
akhirnya Muhammad berhijrah ke Yastrib, peristiwa hijrahnya Nabi ke Yastrib,
merupakan momen awal dari lahirnya negara Islam. Penduduk Yastrib bersedia
memikul tanggung jawab bagi keselamatan Nabi. Di bulan Robi’ul Awwal tahun
ini, saat hijrahnya Nabi terjadi, tak ada seorang muslim pun yang tertinggal di
Mekah kecuali Nabi, '˜Ali dan Abu Bakar, dan segelintir orang yang ditahan Quraisy
atau karena sakit,dan lanjut usia.
Kaum Quraisy
yang berada di Mekah akhirnya membuat kesepakatan untuk membunuh Muhammad di
malam hari, dan masing-masing suku mempunyai wakil, sehingga Bani Hasyim tidak
dapat menuntut balas atas kematian Muhammad. Orang-orang ini memang bodoh,
mereka mengira Muhammad dapat dihancurkan hanya dengan cara seperti ini,
seperti urusan duniawi mereka. Jibril datang memberitahu Nabi tentang rencana
kejam kaum kafir itu. Al-Qur''an merujuk pada kejadian itu dengan kata-kata,
“Dan
[ingatlah] ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu
untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka
memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah
sebaik-baik Pembalas tipu daya.
Ali
berbaring melewati cobaan yang mengerikan demi keselamatan Islam menggantikan
Nabi, sejak sore. Ia bukan orang tua yang lanjut usia, tapi seorang anak muda
yang begitu berani mengorbankan nyawanya untuk sang Nabi, ia, yang bersama
Khodijah adalah orang yang pertama-tama beriman kepada Nabi, dialah orang yang
rela berkorban untuk Nabi, Ali, sekali lagi '˜Ali. Kepadanya Nabi
berkata,''Tidurlah di ranjang saya malam ini dan tutupi tubuh Anda dengan
selimut hijau yang biasa saya gunakan, karena musuh telah bersekongkol membunuh
saya. Saya harus berhijrah ke Yastrib. '˜Ali menempati ranjang Nabi sejak sore.
Ketika tiga perempat malam lewat, empat puluh orang mengepung rumah nabi dan
mengintipnya melalui celah. Mereka melihat keadaan rumah seperti biasanya, dan
menyangka bahwa orang yang sedang tidur di kamar itu adalah Nabi.
IV. Hijrah
Kini tiba
fajar. Semangat dan gairah besar tampak di kalangan musyrik itu. Mereka begitu
yakin akan segera berhasil. Dengan pedang terhunus mereka memasuki kamar Nabi, yang
menimbulkan suara gaduh. Serentak "˜Ali mengangkat kepalanya dari bantal
dan menyingkirkan selimutnya lalu berkata dengan sangat tenag,"Apa yang
terjadi ?" Mereka menjawab,'Kami mencari Muhammad. Di mana dia?"
'Ali berkata," Apakah anda menitipkannya kepada saya sehingga saya harus
menyerahkannya kembali kepada Anda? Bagaimanapun, sekarang ia tak ada di rumah.
Muhammad telah pergi jauh di luar pengetahuan mereka.
Nabi, tiba di Quba tanggal 12
Rabi'ul Awwal, dan tinggal di rumah Ummu Kultsum ibn al-Hadam. Sejumlah
Muhajirin dan Ansor sedang menunggu kedatangan Nabi. Beliau tinggal di situ
sampai akhir pekan. Sebagian orang mendesak agar beliau segera berangkat ke
Madinah, tetapi beliau menunggu kedatangan 'Ali. Orang Quraisy mengetahui
hijrahnya "Ali dan rombongannya " diantaranya ialah Fatimah, puteri
Nabi, Fatimah binti "˜Asad dan Fatimah binti Hamzah bin Abdul Mutholib
" karena itu, mereka memburunya dan berhadap-hadapan dengan dia di daerah
Zajnan. Perselisihan pun terjadi dan "Ali berkata "Barangsiapa
menghendaki tubuhnya terpotong-potong dan darahnya tumpah, majulah! Tanda marah
nampak di wajahnya.
Orang-orang Quraisy yang merasa bahwa masalah telah menjadi serius, mengambil
sikap damai dan berbalik pulang."Ketika "Ali tiba di Quba, kakinya
berdarah, "Ali telah tiba tapi tak mampu menghadap beliau. Segera nabi ke
tempat "Ali lalu merangkulnya. Ketika melihat kaki "Ali membengkak,
air mata Nabi menetes".
Penduduk
Yastrib ' yang kemudian berganti menjadi nama Madinah - menyambut kedatangan
Nabi. Mereka mengucapkan berbagai macam syair untuk menyambut manusia mulia
ini. Disinilah manifestasi sebuah negara Islam pertama kali didirikan. Muhammad
menyusun kekuatannya di Madinah bersama keluarga dan sahabat setianya yang rela
meninggalkan tanah air dan hartanya untuk Tuhannya, islam yang muda ini
menyusun kekuatan untuk menghadapi kekuatan kaum Quraisy yang setiap saat siap
untuk menghancurkan Islam yang dibangun ini, perang demi perang mulai dari
Badar, Uhud, Khandaq, yang disetiap perang tampillah Al-Washi Muhammad yang
selalu menjadi pemberi moral kepada pasukan untuk menghancurkan kafir Quraisy
dengan Iman yang membara.
Pada perang Badar "al-washi ("Ali) dan Hamzah tampil menghadapi
pemberani kafir Quraisy, dalam sepucuk suratnya kepada Muawiyah, "Ali mengingatkannya
dalam kata-kata "Pedang saya yang saya gunakan untuk membereskan kakek
anda dari pihak ibu (Utbah, ayah dari Hindun Ibu Muawiyah), paman anda dari
pihak Ibu (Walid bin Uthbah) dan saudara Anda (Hanzalah) masih ada pada saya.
Pada perang Uhud Nabi dan lagi-lagi Hamzah dan "Ali tidak pernah Absen,
"Ali adalah pembawa panji dalam setiap peperangan. Nabi mengungkapkan
nilai pukulan "Ali pada perang Khandaq (parit) " disebut juga dengan
Ahzab " kepada "Amar bin "˜Abdiwad itu," Nilai pengorbanan
itu melebihi segala perbuatan baik para pengikutku, karena sebagai akibat
kekalahan jagoan kafir terbesar itu kaum Muslim menjadi terhormat dan kaum
kafir menjadi aib dan terhina".
V. Benteng
Khaibar
Pada perang
Khaibar ketika semangat kaum muslim mengendur dan merasa tidak mampu untuk
menghancurkan benteng Khaibar, orang-orang menunggu dengan gelisah dan
ketakutan, karena sebelumnya Abu Bakar dan Umar tidak ada yang mampu
menghancurkan benteng, bahkan '˜Umar memuji keberanian pemimpin benteng,
Marhab,yang luar biasa yang membuat Nabi dan para komandan Islam kecewa atas
pernyataan "˜Umar ini.
Kebisuan
orang-orang sedang menunggu dengan gelisah dipecahkan oleh kata-kata
Nabi," Dimanakah "˜Ali? " Dikabarkan kepada beliau bahwa
"Ali menderita sakit mata dan sedang beristirahat di suatu pojok. Nabi
bersabda,'Panggil dia." "˜Ali diangkut dengan unta dan diturunkan di
depan kemah Nabi.' Pernyataan ini menunjukkan sakit matanya demikian serius
sampai tak mampu berjalan. Nabi menggosokkan tangannya ke mata "˜Ali seraya
mendoakannya. Mata '˜Ali langsung sembuh dan tak pernah sakit lagi sepanjang
hidupnya. Nabi memerintahkan "˜Ali maju, menurut riwayat pintu benteng
Khaibar itu terbuat dari batu, panjangnya 60 inci, dan lebarnya 30 inci.
Mengutip kisah pencabutan pintu benteng Khaibar itu dari "˜Ali melalui
jalur khusus," Saya mencabut pintu Khaibar dan menggunakannya sebagai
perisai. Seusai pertempuran, saya menggunakannya sebagai jembatan pada parit
yang digali kaum Yahudi." Seseorang bertanya kepadanya," Apakah Anda
merasakan beratnya?"˜Ali menjawab," Saya merasakannya sama berat
dengan perisai saya." Masih banyak lagi peristiwa-peristiwa lain selain
peperangan untuk melawan kebejatan kaum kafir Quraisy, banyak juga peristiwa
yang menggembirakan, misalnya peristiwa pernikahan al-Washi dan Fatimah, putri
Nabi, perubahan kiblat dari Bait al-Maqdis ke Ka'bah di Makah.
Selain serangan dari luar Kota Madinah, kaum Yahudi yang berada di dalam
kota selalu mencoba melakukan rongrongan terhadap pemerintahan Islam yang masih
muda ini, namun Sang Maha Konsep telah menentukan Drama yang berbeda, walaupun
mereka mencoba memadamkan nur cahaya-Nya, namun Ia terus menerangi Nur
Cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu benci.
Tahun
kedelapan Hijrah, perjanjian Hudaibiyah dikhianati oleh orang-orang Quraisy
mekah, Nabi segera mengeluarkan perintah kesiagaan umum. Beliau siapkan pasukan
besar yang belum pernah disaksikan kehebatannya selama ini. Ketika pasukan
telah lengkap dan siap bergerak, Nabi pun menyampaikan bahwa sasarannya adalah
Mekah. Pasukan bergerak laksana migrasi kawanan burung menuju arah selatan.
Nabi memerintahkan kepada pasukannya yang berjumlah 10.000 orang untuk membagi
diri, dan menyalakan api unggun di malam hari agar pasukan musuh melihat betapa
besar pasukan musuh tersebut.
Di dekat
kuburan Abu Tholib dan Khodijah yang terletak di punggung Mekah, kaum muslimin
membuat kubah untuk Nabi. Dari kubah inilah Nabi mengamati dengan cermat arus
pasukan Islam yang masuk ke kota dari empat penjuru.
Makkah...
Membisu di depan Nabi dan pendukungnya. Ya Mekah membisu dan tidak lagi menyerukan
teriakan Fir'aun-fir'aun, digantikan hiruk pikuk suara 10.000 prajurit Muslim
yang menggema yang seakan-akan sedang menunggu kedatangan sahabatnya
Gua itu
menatap kepada orang yang dulu berada dalam perutnya dalam keadaan terusir yang
kini telah berdiri tegap dengan gagah dan dikelilingi puluhan ribu pengikut dan
pembelanya.
Nabi
memasuki Mekah dan bertawaf, menghancurkan berhala-berhala bersama al-Washi,
tidak ada darah yang tertumpah. Orang-orang Quraisy yang berada di Makkah
menunggu bibir Muhammad berucap tentang mereka, apakah yang akan terjadi pada
mereka, namun bibir itu begitu mulia untuk menjatuhkan hukuman, ia memberikan
kepada mereka yang telah memeranginya pengampunan dan beliau berkata "...
Pergilah, Anda semua adalah orang-orang yang dibebaskan!"
Kini, di
Shafa, laki-laki yang telah membuat sejarah itu telah kembali, berdiri di depan
kehidupannya yang sarat dengan berbagai peristiwa dan yang ditangannya
tergenggam masa depan yang gemilang. Selama dua puluh tahun penggembalaannya
tak pernah henti, ia tak pernah merasakan letih, kesabarannya begitu tinggi,
tak pernah menyerah. Orang'“orang Quraisy berdesak-desakkan di bukit Shafa
untuk memberikan Ba'iat.
Setelah
penaklukan Mekah masih ada beberapa peperangan besar berlanjut '“ semasa hidup
Nabi - yaitu Hunain, Tabuk. Al-Washi tampil dengan gagah perkasa dalam
peperangan ini, sesudah membuat kocar-kacir musuh, al-washi segera menghambur
untuk bergabung dengan Nabi, ia memutari Nabi, dan menghambur membabat musuh
untuk melindungi Nabi, dan pada kali yang lain menemui prajurit musuh yang lari
dan menghadang kejaran musuh. Sesudah itu kembali memutari Nabi. Nabi memanggil
sahabat-sahabatnya yang lari cerai-berai "Ayyuhan Nas, mau kemana kalian
?" Wahai orang-orang yang ikut bai'at al-Ridwan! Wahai, orang-orang yang
kepadanya diturunkan surat Al-Baqarah! Wahai orang-orang yang berbaiat di bawah
pohon...! orang-orang Madinah yang gagah berani segera sadar akan diri mereka!
Dan ingat bahwa hingga saat ini mereka adalah tulang punggung Nabi. Kini Nabi
memanggil mereka di tengah 12.000 orang prajurit, dua ribu diantaranya adalah
kaum kerabatnya. Mereka segera menghambur ke arah Nabi menyambut panggilannya
dengan, 'Labbaik, Labbaik... Kami datang, kami datang...!"
Pasukan
Islam kembali memenangkan pertempuran, peran individual Muhammad dalam
menyampaikan risalah agungnya telah selesai, dan kini '“ tidak bisa'“ tidak di
harus melihat pasukannya, untuk kesekian kalinya, mengingat dan mengenang
kembali pelajaran yang telah diberikannya selama dua puluh tiga tahun, agar di
bisa mengevaluasidan menelitinya kembali.
VII. Haji
Wada
Tahun
kesebelas Hijrah, haji pertama Nabi dan kaum Muslimin tanpa ada seorang musrik
pun yang ikut didalamnya, untuk pertama kalinya pula, lebih dari 10.000 orang
berkumpul di Madinah dan sekitarnya, menyertai Nabi melakukan perjalanan ke
Makkah, dan .. sekaligus inilah haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi.
Rombongan haji meninggalkan Madinah tanggal 25 Dzulqa'idah , Nabi
disertai semua isterinya, menginap satu malam di Dzi Al-Hulaifah, kemudian
melakukan Ihram sepanjang Subuh, dan mulai bergerak... seluruh padang terisi
gema suara mereka yang mengucapkan,"Labbaik, Allahumma labaik... Labbaik,
la syarika laka, ! Aku datang memenuhi panggilanmu, Allahumma, ya Allah, aku datang
memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu...Labbaik, aku datang memenuhi
panggilan-Mu. Segala puji, kenikmatan, dan kemaharajaan, hanya bagi-Mu. Tiada
sekutu bagi-Mu... Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu..."
Langit, hingga hari itu, belum pernah menyaksikan pemandangan di muka bumi
seperti yang ada pada saat itu. Lebih dari 100.000 orang, laki-laki dan
perempuan ' dibawah sengatan Matahari yang amat terik dan di padang pasir yang
sebelumnya tak pernah dikenal orang ' bergerak menuju satu arah. Medan ini
merupakan lukisan paling indah dari satu warna yang menghiasi kehidupan
manusia.
Dan sejarah, adalah kakek tua yang terbelenggu dalam pengabdian terhadap
kepentingan-kepentingan. Ia adalah tukang cerita yang membacakan
hikayat-hikayat Fir''aun, Kisra dan Kaisar. Sejarah sekali melihat Muhammad dan
orang-orang yang bergerak bersamanya dengan heran! Aneh sekali. Pasukan apa
ini? Komandan berjalan kaki kelelahan, dan pengikut-pengikutnya pun demikian
pula. Nabi memang berjalan kaki bersama umatnya. Sejarah memang mendengar bahwa
"penguasa" itu berada di tengah-tengah pasukan itu, tapi ketika
dicari-carinya, dia tak bisa menemukannya. Rombongan itu masuk Mekah 4
Dzulhijjah, disitu telah berkumpul Allah, Ibrahim, Ka'bah dan Muhammad. Dia
juga ingin memperlihatkan kepada Ibrahim, bahwa karya besarnya, kita sudah
diantarkan kepada Maksud.
Matahari
tepat di tengah siang hari itu. Seakan-akan ia menumpahkan seluruh cahayannya
yang memakar ke atas kepala semua orang. Nabi berdiri di depan lebih dari
100.000 orang. Laki-laki dan perempuan yang mengelilinginya. Nabi memulai
pidatonya, Rosulullah berkata,'Tahukah kalian, bulan apa ini ?"
Mereka
serentak menjawab,"Bulan Haram!.....
..."Ayyuhan
Nas, camkan baik-baik perkataanku. Sebab, aku tidak tahu, mungkin aku tidak
lagi akan bertemu dengan kalian sesudah tahun ini, di tempat ini, untuk
selama-lamanya... Ayyuhan Nas, sesungguhnya darah dan hartamu adalah haram
bagimu hingga kalian menemui Tuhanmu sebagaimana diharamkannya hari dan bulanmu
ini. Sesudah itu, kamu sekalian akan menemui Tuhanmu dan ditanya tentang
amal-amalmu. Sungguh, aku telah sampaikan hal ini. Maka, barangsiapa yang masih
mempunyai amanat, hendaknya segera disampaikan kepada orang yang berhak
menerimanya....."
Akar-akar
syirik telah dihapuskan dari Mekah, dan Mekah menjadi sebuah kota suci bagi
kaum muslim, tempat berkumpulnya muslimin dari seluruh penjuru dunia, dengan
menggunakan pakaian yang sama, menuju Tuhannya, tidak ada perbedaan, baik kaya,
miskin, raja, rakyat, semuanya sama dihadapan Tuhan, yang membedakannya adalah
takwa.
Muhammad
telah melaksanakan tugasnya, dan sekarang beliau berada di pembaringan, Nabi
membuka mata seraya berkata kepada putrinya dengan suara pelan 'Muhammad tidak
lain hanyalah seorang Rosul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang
rosul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang?
Barangsiapa berpaling ke belakang, maka tidak akan mendatangkan mudarat kepada
Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur'
Hijrah Kepada Allah dan Rasul-Nya
Di dalam
Risalah Tabukiyah, Imam Ibnul Qoyyim membagi hijrah
menjadi 2 macam. Pertama, hijrah dengan hati menuju Alloh dan Rosul-Nya. Hijrah
ini hukumnya
fardhu ‘ain bagi setiap orang di setiap waktu. Macam yang
kedua yaitu hijrah dengan badan dari negeri kafir menuju negeri Islam. Diantara
kedua macam hijrah ini hijrah dengan hati kepada Alloh dan Rosul-Nya adalah
yang paling pokok.
Hijrah Dengan Hati Kepada Allah
Allah berfirman, “
Maka segeralah (berlari) kembali mentaati Allah.”
(Adz Dzariyaat: 50)
Inti hijrah kepada Alloh ialah dengan meninggalkan apa yang dibenci Alloh
menuju apa yang dicintai-Nya. Rosululloh
shollallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Seorang muslim ialah orang yang kaum muslimin lainnya selamat
dari gangguan lisan dan tangannya. Dan seorang muhajir (orang yang berhijrah)
adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” (HR. Bukhori
dan Muslim)
Hijrah ini meliputi
‘dari’ dan
‘menuju’: Dari kecintaan
kepada selain Alloh menuju kecintaan kepada-Nya, dari peribadahan kepada
selain-Nya menuju peribadahan kepada-Nya, dari takut kepada selain Alloh menuju
takut kepada-Nya. Dari berharap kepada selain Alloh menuju berharap kepada-Nya.
Dari tawakal kepada selain Alloh menuju tawakal kepada-Nya. Dari berdo’a kepada
selain Alloh menuju berdo’a kepada-Nya. Dari tunduk kepada selain Alloh menuju
tunduk kepada-Nya. Inilah makna Alloh,
“Maka segeralah kembali pada Alloh.”
(Adz Dzariyaat: 50). Hijrah ini merupakan tuntutan syahadat
Laa ilaha
illalloh.
Hijrah Dengan Hati Kepada Rosululloh
Alloh berfirman,
“Maka demi Robbmu (pada hakikatnya) mereka tidak
beriman hingga mereka menjadikanmu sebagai hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan di dalam hati mereka
terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”
(An Nisaa’: 65)
Hijrah ini sangat berat. Orang yang menitinya dianggap orang yang asing
diantara manusia sendirian walaupun tetangganya banyak. Dia meninggalkan
seluruh pendapat manusia dan menjadikan Rosululloh sebagai hakim di dalam
segala perkara yang diperselisihkan dalam seluruh perkara agama. Hijrah ini
merupakan tuntutan syahadat Muhammad Rosululloh.
Pilihan Allah dan Rosul-Nya itulah satu-satunya pilihan
Alloh berfirman,
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan
tidak pula bagi perempuan yang mukmin, apabila Alloh dan Rosul-Nya telah
menetapkan suatu ketetapan, ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan
mereka. Dan barang siapa yang mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya maka sungguh dia
telah sesat, sesat yang nyata.” (Al Ahzab: 36)
Dengan demikian seorang muslim yang menginginkan kecintaan Allah dan
Rosul-Nya tidak ragu-ragu bahkan merasa mantap meninggalkan segala perkara yang
melalaikan dirinya dari mengingat Allah. Dia rela meninggalkan pendapat
kebanyakan manusia yang menyelisihi ketetapan Allah dan Rosul-Nya walaupun
harus dikucilkan manusia.
Seorang ulama’ salaf berkata, “Ikutilah jalan-jalan petunjuk dan janganlah sedih
karena sedikitnya pengikutnya. Dan jauhilah jalan-jalan kesesatan dan janganlah
gentar karena banyaknya orang-orang binasa (yang mengikuti mereka).
Ringkasan
Sejarah Nabi Muhammad Saw dari Lahir Hingga Wafat
Satu-satunya
rasul Allah yang diutus untuk semua ras dan golongan adalah nabi Muhammad saw.
Karena itu ajarannya sangat universal; tidak hanya tentang ibadah dan
keakhiratan, namun juga urusan-urusan diniawi yang mencakup semua sisi
kehidupan manusia, mulai dari masalah makan hingga urusan kenegaraan. Namun
demikian, masih banyak orang yang buta terhadap pribadi dan kehidupan beliau.
Akibatnya, mereka terhalang untuk melihat dan merasakan kebenaran yang
dibawanya.
Pada
lembaran ini penulis mencoba memperkenalkan Nabi Muhammad saw secara singkat
dari beberapa sisi, dengan harapan dapat bermanfaat dan membantu kita semua.
1. Nama dan
Gelar Nabi Muhammad Saw
Antara lain
seperti disebutkan di dalam HR Bukhari dan Muslim: Ahmad, Mahi, Hasyir, ‘Aqib,
Muqaffi, Nabiyyuttaubah, Nabiyyurrahmah.
2. Nasab
Nabi Muhammad Saw
Di dalam
buku Shahih Bukhari bab Mab’ats an-Nabiyyi saw, Imam Bukhari merincikan
silsilah nasab Nabi Muhammad saw sebagai berikut: Muhammad saw bin Abdullah bin
Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qusyai bin Kilab bin Murrah bin
Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin
Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin Adnan.
Imam Bukhari
menambahkan di dalam Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan bin Udud bin Al-Maqum bin
Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim…
Menurut para
pakar – sebagaimana yang disebutkan oleh sejarawan Syekh Abdurrahman bin Yahya
Al-Yamany –antara Adnan dan Ismail ada sekitar 40 kakek.
3.
Kelahirannya
Nabi
Muhammad saw lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun
Gajah dalam keadaan yatim.
Penamaan
tahun Gajah berkaitan dengan peristiwa pasukan Gajah yang dipimpin oleh
Abrahah, Gubernur Yaman yang ingin menghancurkan Ka’bah. Namun sebelum sampai
ke kota Makkah, mereka diserang oleh pasukan burung yang membawa batu-batu
kerikil panas (lihat
QS Al-Fil: 1-5).
Kelahiran
nabi Muhammad saw bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi.
4. Masa
Menyusui
Nabi
Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah dan Tsuwaibatul
Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya beliau disusui oleh
Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.
Muhammad saw
tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun.
Di akhir
masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad saw.
5. Muhammad
Saw di Mata Penduduk Makkah
Sejak kecil
Muhammad saw jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah dan tidak pernah melakukan
penyembahan terhadap tuhan berhala. Namun demikian beliau tetaplah seorang yang
santun dan jujur, karenanya beliau terkenal dengan gelar Al-Amien (orang yang
terpercaya).
6.
Pernikahan Nabi Muhammad Saw
Pada usia
yang ke-25 tahun, Muhammad saw menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang
janda kaya berusia 40 tahun. Pernikahan ini diawali dengan lamaran Khadijah
kepada Muhammad saw setelah melihat dan mendengar kelebihan-kelebihan dan
akhlaknya.
7.
Isteri-isteri Rasulullah Muhammad saw
Selain
Khadijah, isteri-isteri beliau adalah: Saudah binti Zam’ah, Aisyah binti Abu
Bakar, Hafshah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah (Hindun binti
Umayyah), Zainab binti Zahsy, Juwairiyah binti Al-Harits, Ummu Habibah
(Ramlah), Shafiyah binti Huyay, Maimunah binti Al-Harits dan Maria Al-Qibtiyah.
Nabi
Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah meninggal dunia. Dan mereka
semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.
Jika dilihat
dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya mempunyai hubungan yang kuat
dengan dakwah dan ajaran Islam yang dibawanya.
8. Anak dan
Putrinya
Anak dan
putri nabi Muhammad saw adalah: Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum,
Fathimah, Abdullah dan Ibrahim.
Mereka semua
lahir dari rahim Khadijah kecuali Ibrahim dari Maria Al-Qibtiah.
Anak-anak
beliau yang laki-laki semuanya meninggal sebelum usia dewasa.
9. Muhammad
Saw Menjadi Rasul Allah
Turunnya
wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pada hari Senin di bulan Ramadan
pada usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad saw. Wahyu pertama
tersebut berisi: "1) Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Yang
menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Mahamulia, 4) Yang mengajari (manusia) dengan pena, 5) Dia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya."
Setelah
menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui Khadijah dan mengungkapkan
kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah menenangkan: "Bergembiralah!
Demi Allah, Dia tidak akan pernah menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau ini
menghubungkan shilaturrahim (hubungan kerabat), berkata jujur, menanggung beban
orang lemah, membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, menolong
orang-orang yang ditimpa bencana."
Khadijah
lalu mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah bin Naufal, seorang pendeta
Nasrani. Setelah menjelaskan peristiwa yang baru dialaminya di gua Hira,
Waraqah menjelaskan bahwa yang datang kepada Muhammad saw itu adalah malaikat
yang pernah datang kepada nabi Musa.
"…Andai
kata aku masih hidup dan kuat di saat engkau diusir oleh kaummu…" kata
Waraqah.
"Apakah
mereka akan mengusirku?" Tanya Muhammad saw.
‘Ya…,"
jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).
10. Nabi
Muhammad Saw Hijrah ke Madinah
Nabi Saw
hijrah ke Madinah pada tahun ke 13 kenabian yang bertepatan dengan tahun 622 M.
Di dalam riwayat Ibnu Ishak dijelaskan bahwa beliau keluar dari rumahnya yang
saat itu sedang dikepung oleh pasukan bersenjata kaum musyrik Makkah yang ingin
membunuhnya. Lalu Allah Swt menidurkan mereka. Sambil membaca QS. Yasin: 1-9
beliau manaruh pasir di kepala mereka semua, kemudian pergi ke rumah Abu Bakar
untuk hijrah bersama ke kota Madinah.
Nabi
Muhammad saw tiba di Madinah pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 1
Hijriyah.
11.
Peperangan Nabi Muhammad Saw
Yang
mendasari peperangan nabi Muhammad saw. adalah ayat-ayat berikut:
-
"Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena
sesungguhnya mereka dizhalimi." (Al-Hajj: 39).
-
"Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan
melampaui batas, sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas" (QS. Al-Baqarah: 190).
Dalam hal
ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang
tua, orang yang menyerah, pendeta dan petugas rumah ibadah yang tidak
menyerang, hewan tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis
dan berlebihan (Tafsir Ibnu Katsir).
Dari sini
jelas bahwa peperangan nabi Muhammad saw adalah sebagai upaya pembelaan
terhadap hak, bukan wasilah untuk islamisasi apalagi balas dendam.
Adapun
jumlah peperangan yang diikutinya ada sebanyak 27 kali.
12. Akhlak
Nabi Muhammad Saw
Allah SWT
menggambarkan akhlak nabi Muhammad secara umum di dalam QS. Al-Qalam ayat 4:
"Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur"
Sekedar
contoh, penulis paparkan dua sisi dari akhlak beliau:
a. Kesabaran
Nabi Muhammad Saw
Tidak
sedikit beban yang ditanggung oleh nabi Muhammad saw dalam menyebarkan dakwah
ajaran yang dibawanya. Ejekan, makian, perlakuan kasar dan ancaman pembunuhan
diterimanya dari orang-orang musyrik Makkah. Namun itu semuanya tak membuat
kesabarannya luntur.
Dalam
riwayat Imam Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa Uqbah bin Abu Mu’ith pernah
mencampakkan kotoran onta kepada Rasulullah Muhammad saw sementara beliau dalam
keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya Fathimah datang membuangnya.
Perlakuan
kasar kaum Quraisy semakin bertambah setelah pamannya Abu Thalib dan isterinya
Khadijah meninggal dunia pada tahun 10 kerasulan. Karenanya beliau hijrah ke
wilayah Thaif. Namun ternyata disini juga beliau tidak diterima, malah penduduk
setempat menyuruh anak-anaknya untuk melemparinya dengan batu.
b. Kasih
Sayang Nabi Muhammad Saw
Kasarnya
tindakan pengusiran penduduk Thaif terhadap nabi Muhammad saw tidak membuat
beliau serta merta mendoakan mereka dengan azab. Tapi justru sebaliknya:
"Bahkan saya berharap agar Allah menjadikan dari keturunan mereka
orang-orang yang menyembah Allah dan tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikit
pun," kata beliau saat malaikat penjaga gunung menawarkan kepadanya untuk
menimpakan gunung Abu Qubaisy dan gunung yang di sebelahnya kepada penduduk
Thaif. (Shahih Bukhari).
Dan
bagaimana pun juga kasarnya perlakuan dan azab dari kaum musyrik penduduk
Makkah kepadanya dan ummat pengikutnya, tapi itu tak membuatnya dendam kepada
mereka di saat pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah beliau saw memberikan
amnesty besar-besaran kepada penduduk Makkah.
13. Keistimewaan
yang Allah Berikan Kepadanya
a. Lima
kelebihan yang tidak diberikan kepada orang sebelumnya
Dari Jabir
bin Abdullah ra, nabi Muhammad saw bersabda: "Saya diberikan lima hal yang
tidak diberikan kepada seorang pun sebelum saya; 1) saya diberi kemenangan
dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku) dalam jarak satu bulan
perjalanan, 2) bumi dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di
antara ummatku yang mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya, 3)
dihalalkan untukku harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan kepada orang sebelum
saya, 4) saya diberi syafa’at, 5) dahulu nabi diutus hanya kepada kaumnya,
tetapi saya diutus kepada seluruh manusia." (HR. Bukhari dan Muslim)
b.
Keistimewaannya di hari kiamat
Dari Anas
ra., nabi Muhammad saw bersabda: "Saya adalah orang pertama yang diberikan
syafaat pada hari kiamat nanti, nabi yang paling banyak pengikutnya di hari
kiamat, dan orang pertama yang mengetuk pintu surga" (HR. Muslim).
Keistimewaan
lainnya disebutkan di dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:
"Saya adalah pemimpin anak-anak Adam pada hari kiamat nanti, saya orang
pertama yang dibangkitkan dari kubur, dan saya orang pertama yang diberi
syafaat (oleh Allah) dan orang pertama yang memberi syafaat (kepada ummat
manusia)." (HR. Muslim).
14. Ibadah
Beliau
Aisyah ra.
Berkata: Rasulullah saw pernah shalat hingga dua kakinya membengkak. Lalu
beliau ditegur, beliau menjawab: "Apakah aku tidak pantas menjadi hamba
yang bersyukur?"
15. Nabi
Muhammad Saw Wafat
Beliau saw
wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dengan usia
63 tahun.
Sebelum ruhnya dicabut, beliau membaca:
"مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ
النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ, اللهُـمّ اغفِـر
لى وارحمنى وألحقنى بالرفيق الأعلى, اللهم الرفيق الأعلى."